ILMU BUDAYA DASAR 1
ILMU BUDAYA DASAR
1IA23
DOSEN PEMBIMBING
NATALLIOS PETER SIPASULTA, SKOM., MMSI
DISUSUN OLEH
HERDI YUSLI
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2019
2019
1.Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar
dan pengertian tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris The Humanities. Adapun istilah Humanities itu sendiri
berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan
halus (refined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang akan
bisa mcnjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Secara umum pengertian kebudayaan adalah merupakan jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup baik jasmani maupun rohani.
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Berpijak dari hal diatas, tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan
kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi
mereka.
2. Memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah
kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan
wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah :
Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah :
3.Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar), kedua masalah pokok itu adalah :
1. Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusian dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The
Humanities), Baik dari segi masing-masing keahlian (Disiplin), didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (Antar Bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
2. Hakekat
manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya
dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Kedua Pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD (Ilmu Budaya
Dasar), Nampak jelas bahwa manusia menepati posisi sentral dalam pengkajian.
Ruang
lingkup Ilmu Budaya Dasar terdiri dari:
1.
Manusia dan
cinta kasih
2.
Manusia dan
keindahan
3.
Manusia dan
penderitaan
4.
Manusia dan
keadilan
5.
Manusia dan
tanggung jawab serta pengabdian
6.
Manusia dan
kegelisahan
7.
Manusia dan
harapan.
4. PENGERTIAN
MANUSIA
Manusia atau orang dapat
diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa
Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi yang, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
5.PENGERTIAN HAKEKAT MANUSIA
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang
dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang
bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang
positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang
dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya
selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri,
membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang
perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk
yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai
dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
6.KEPRIBADIAN
BANGSA TIMUR
Kepribadian bangsa timur dapat
diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan
penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian
bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal
sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia bangsa timur dikenal sebagai
bangsa yang ramah dan bersahabat.
Bangsa timur identik dengan benua
asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan
adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian
orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan
memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di
zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat.
Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan
orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Pada umumnya kepribadian bangsa
timur adalah sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama
masih sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada. Namun walaupun
kita sudah tahu banyak tentang kepribadian bangsa Timur kita tidak bisa selalu
beranggapan bahwa kebudayaan bangsa Timur lebih baik dari bangsa Barat. Karena
semua hal pasti ada sisi positif dan negatifnya. Tidak ada di dunia ini yang
sepenuhnya baik.
Secara garis besar kebudayaan
asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan
yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi
masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dll.
7.PENGERTIAN
KEBUDAYAAN
Pengertian secara umum tentang budaya dapat beraneka macam. Akan
tetapi, berakhir pada intinya yang hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki
bersama oleh kelompok masyarakat tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan
menyeluruh. Walaupun tidak ada aturan tertulisnya, budaya dapat bersifat
memaksa sekaligus memberikan pedoman untuk berperilaku supaya kehidupan lebih
bermartabat dan bersahaja.
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa
manusia. Lingkupnya mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum, keyakinan,
seni, adat atau kebiasaan, susila, moral, dan juga keahlian. Kehadirannya mampu
mempengaruhi pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud
abstrak.
8.UNSUR
UNSUR KEBUDAYAAN
1. Unsur Bahasa
Bahasa merupakan cara ucap manusia. Pengucapan yang
elok dan merupakan salah satu elemen yang sudah menjadi tradisi. Terus menerus
diturun temurunkan sehingga antar manusia di suatu kelompok atau daerah atau
bangsa dapat melakukan komunikasi dengan cara mereka sendiri. Bahasa juga
digunakan untuk mengadaptasi tradisi. Dibagi menjadi dua, yaitu bahasa ucapan
dan bahasa tulisan.
Contohnya, di Indonesia terdiri dari banyak pulau,
adat, suku, dan kelompok etnis. Ada Jawa, Bugis, Dayak, Batak, dan lain – lain.
Dari masing – masingnya itu mempunyai bahasa sendiri – sendiri dan berbeda dari
bahasa yang lainnya.
2. Sistem Kepercayaan
Sistem ini sangat penting karena merupakan salah
satu yang dijadikan pegangan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya. Selain
itu, kepercayaan juga akan menghubungkan manusia dengan penciptanya, membuat
hal – hal yang terlihat mustahil bisa diterima akal sebagai wujud keajaiban dan
anugrah dari Tuhan.
Contohnya, Ababil tinggal di Aceh yang notabene
masyarakatnya mayoritas adalah muslim. Ia pun menjalani kehidupan sebagai
seorang yang beraga islam. Ababil melaksanakan solat lima waktu di masjid,
berpuasa menahan haus dan lapar saat Ramadhan, dan setiap hari dia pun berdoa
mengharapkan semua yang ia cita – citakan dapat tercapai. Ia percaya bahwa
Tuhan akan mengabulkan permohonannya.
3. Ilmu pengetahuan
Sistem pengetahuan
dibutuhkan dalam kebudayaan untuk memenuhi rasa ingin tahu manusia terhadap
suatu hal. Ilmu ada bermacam – macam dan memiliki peran tersendiri di setiap
bidangnya. Dengan adanya ilmu pengetahuan kehidupan manusia bisa terbantu dan
lebih maju dari waktu ke waktu. Tanpanya, kehidupan tidak akan berlangsung
sampai seperti hari ini.
4. Sistem Teknologi
Hadirnya sistem ini menjadi sistem peralatan dan
perlengkapan manusia dalam menjalani hidupnya. Koentjaraningrat membagi macam –
macam teknologi menjadi alat – alat produksi, wadah, senjata, makanan, minuman,
pakaian, rumah, dan transportasi. Sistem teknologi yang dilihat hari ini
merupakan perkembangan dari teknologi masa lalu yang sifatnya sederhana.
Contohnya, dahulu kapak potong sudah merupakan
teknologi canggih, kini telah tergantikan dengan mesin potong yang sudah
bekerja otomatis. Dahulu rumah hanya berbentuk gubug dan cukup untuk bisa
berteduh saja. Kini rumah telah berkembang menjadi gedung dan hotel.
5. Sistem Kemasyarakatan / Kekerabatan
Sistem kekerabatan sangat kental dalam unsur ini.
Sistem kemasyarakatan masih digunakan manusia hingga sampai sekarang untuk
bersosialisasi dan menjalin hubungan. Hingga saat ini, ada beberapa wilayah dan
negara yang memakai sistem kekerabatan seperti Amerika Latin, Afrika, dan
Oseanis.
Menurut L.H Morgan, ada beberapa macam sistem
kekerabatan yaitu garis parental (keturunan ayah dan ibu), garis alternered
yang mengajarkan bahwa perempuan dan laki – laki berkedudukan sama, dan garis
keturunan ibu yang mana kedudukan perempuan lebih tinggi dari laki – laki.
6. Sistem Ekonomi / Mata Pencaharian
Sistem Ekonomi kebudayaan Indonesia secara garis
besar terdiri dari berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam, menangkap
ikan, dan sistem irigasi atau pengairan. Hingga sekarang sistem ini berkembang
lagi. Misalnya adalah, dari bercocok tanam atau bertani, berlanjut kepada
sistem perdagangan dan bisnis pengolahan makanan.
7. Kesenian
Seni merupakan suatu ekspresi terhadap keindahan.
Koentjaraningrat membagi seni menjadi dua yaitu seni rupa dan seni suara. Seni
masih bisa dibagi menjadi bermacam – macam tak hanya dua jenis itu saja, masih
ada seni musik, seni tari, seni terapan, seni murni, dan lain – lain. Seni juga
merupakan bagian dari kebudayaan, contoh nyatanya adalah peran seni musik, seni
rupa, dan tari dalam upacara adat.
9.Wujud
Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan terbagi
atas beberapa hal, yaitu:
1. Nilai Budaya
Nilai – nilai ini dipelajari oleh masyarakat sejak
kecil, sulit untuk digoyahkan dan menghasilkan gagasan di kemudian hari. Dapat
berupa buah pikiran, tingkah laku, maupun benda – benda tertentu.
2. Sistem Budaya
Sifatnya abstrak, dalam perwujudannya berpola dan
berdasarkan sistem tertentu.
3. Sistem Sosial
Kebudayaan dalam sistem sosial sifatnya konkret dan
dapat diabadikan. Sistem ini menggambarkan tingkah laku manusia yang terus
berjalan dengan pola tertentu dan aturan tertentu.
4. Kebudayaan Fisik
Artinya memiliki bentuk dan bisa dilihat. Misalnya
saja hasil budaya seperti candi, baju adat, gamelan, dan benda – benda sejarah
lainnya.
10.Orientasi
Nilai Budaya
(1)Kluckhohn
dalam Pelly (1994)
mengemukakan bahwa nilai
budaya merupakan sebuah konsep
beruanglingkup luas yang
hidup dalam alam
fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai
ini mendorong individu
untuk berperilaku seperti apa
yang ditentukan. Mereka
percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman
yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang,
malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah
sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai
tersebut merupakan wujud ideal
dari lingkungan sosialnya.
Dapat pula dikatakan
bahwa sistem nilai budaya
suatu masyarakat merupakan
wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah
berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam
setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn
dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat
hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia
dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah
universal ini dengan berbagai variasi
yang berbeda –
beda. Seperti masalah
pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk
dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk
memadamkan hidup itu guna mendapatkan
nirwana, dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti
ini sangat mempengaruhi
wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu
konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan
wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya
dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha
untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada
kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan
status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk
mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada
status.
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap
waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat
masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh
melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat
mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan
fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan
mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga
kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini
akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia.
Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir,
cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang
menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk
mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam
masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan
vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas,
penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat
paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses
dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan
oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan.
Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior)
untuk semua orang. Tetapi dalam
masyarakat yang mementingkan
kemandirian individual, maka
keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
11.PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan
yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan
yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan.
Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli, antara lain sebagai
berikut.
a. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
a. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin
Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.
b. Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.
c. Selo Soemardjan
Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang memengaruhi sistem sosial, termasuk
nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
d. Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.
Faktor-faktor internal penyebab perubahan
kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
- Adanya
ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.
- Adanya
individu yang menyimpang dari sistem nilai yangberlaku.
- Adanya
penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
- Adanya
perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.
Faktor-faktor eksternal penyebab perubahan
kebudayaan, antara lain sebagai berikut.
- Adanya
bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lainlain.
- Timbulnya
peperangan.
- Kontak dengan masyarakat lain.
12.KAITAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan
yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu
sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga
dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan
salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan
kebudayaan ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut
merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia
Di dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal,maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu
kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu
tercipta oleh manusia.
Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan
Kebudayaan
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan
Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di
Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di
kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota
dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka
dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang
anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai (sense of value )
3) Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang
kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara
berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu
senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4) Kebudayaan
khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun
melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5) Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan
kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai
kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah
biasa berpindah tempat tinggal.
13.PENDEKATAN KESUSASTRAAN
14.ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Prosa adalah cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa
kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh
daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan kita mengenal jenis prosa lama
dan prosa baru.Prosa lama meliputi :
• Dongeng: Cerita yang tidak benar-benar terjadi.
• Hikayat: Cerita yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan, namun memiliki Pesan dan amanat bagi pembacanya.
• Sejarah: Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul.
Prosa baru Meliputi :
*Kisah: Satuan naratif yang seringkali dibedakan dari cerita.
*Cerpen: Suatu bentuk prosa naratif fiktif, cenderung padat dan langsung pada tujuannya,
*Novel: Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya berbentuk cerita.
*Biografi: Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
*Otobiografi: Biografi yang ditulis oleh subyeknya.
15.NILAI NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni
yang bertulang panggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi)
langsung atau tidak langsung membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan
lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara
lain :
1. Prosa
fisksi memberikan kesenangan
Keistimewaan
kesenagan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan
pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang
dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau
tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi
selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah
lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa
fiksi memberikan informasi
Fiksi
memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam
nivel sering kita dapat belajar sesiatu uang lebih daripada sejarah atau
lapiran jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan
juga kehiduoab yang akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa
fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi
dapat menstimulai imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak
henti-hentinya dan warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah
asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian,
harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya
dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi
seperti jalan taka da ujung, missal menggambarkan suatu tindakan heroism yang
mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak
lagi mengalami secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak mengalami secara
fisik itulahm jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui hasil-hasil sastra.
4. Prosa
memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa
fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan
banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih
respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda
darioada aoa yang disajikan dalam kehidupan sediri.
Adanya
semacam kaidah kemungkinan yang tidak munkindalam fiksi inilah yang
memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan
wawasannya tentang tokoh, hidup dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh
pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama
dalam menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat
berlainan dari pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status social
tinggi, tetapi tenyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun denga
alasan-alasan psikologis, seperti dikisahkan dalam novel belenggu, adalah
cintih kemungkinan yang tidak mungkin. Tetapi justru dari sinilah pembaca
memperluas perspektifnya tentang kehidupan manusia.
Berkenaan
dengan moral, karya sastra dapat dibagu menjadi dua; Karya sastra yang
menyearakan aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamannya. Ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Karya sastra
yang menyuarakan aspirasi jmannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang
dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang
dikelompokkan ke dalam kelompok ini.
Karya sastra
yang menyuarakan jamannya, biasa tidak mengajak pembaca untuk melakukan
sesuaty, akan tetapi untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan
masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi
tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian, dan
kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat
terjadi baik di dalam tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan lainnya.
16.PENGERTIAN CINTA KASIH
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih
sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan
diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti,
patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Cinta adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan
pada manusia atau benda lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan
perkataan cinta juga dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan sentiasa
berubah arti menurut tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan,
kedudukan dan generasi masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian
abad ke-21 mungkin berbeda daripada abad-abad yang lalu.
- Dr Sarlito W. Sarwono berpendapat bahwa cinta
memiliki 3 unsur yaitu:
- Keterikatan: Adanya perasaan untuk hanya bersama
seseorang yang kita cintaiatau kita kasihi, segala prioritas hanya untuk
dia, tidak mau pergi dengan oranglain kecuali dengan dia. Kalau janji
dengan dia harus ditepati, ada uang sedikitbeli oleh-oleh untuk dia.
- Keintiman: Adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah
laku yang menunjukkanbahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak
lagi. Panggilan-panggilanformal seperti bapak, Ibu, saudara digantikan
dengan sekedar memanggil namaatau panggilan sayang dan sebagainya. Makan
dan minum dari satu piring-cangkirtanpa rasa risih ataupun jengah, pinjam
meminjam baju, saling memakai uangtanpa rasa berhutang, tidak saling
menyimpan rahasia dan lainnya.
- Kemesraan: Adanya rasa ingin membelai atau
dibelai, rasa rindu jika jauh ataulama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan
yang mengungkapkan rasa sayang,dan suasana-suasana yang menimbulkan rasa
romantis.
Teori Segitiga Cinta dikembangkan
oleh Robert J. Sternberg, seorang psikolog di Tufts University. Menurut
teorinya, terdiri dari tiga unsur setiap contoh yang diberikan dari hubungan
antarpribadi.
Salah satu elemen adalah keintiman, dengan mana
dimaksudkan keintiman emosional, yang melibatkan tingkat kepercayaan yang
tinggi antara dua individu. Elemen kedua adalah gairah, yang didorong oleh daya
tarik seksual. Unsur ketiga adalah dikenal sebagai komitmen, yang merupakan
upaya sadar untuk mempertahankan hubungan.
Sebagai nama teori menunjukkan, masing-masing tiga
unsur digambarkan sebagai sebuah titik pada segitiga. Sekarang bayangkan bahwa
masing-masing tiga poin menarik diri dari dua lainnya, terus-menerus mencoba
untuk warp segitiga sama kaki (sama sisi) terbentuk sempurna. Jika semua tiga
poin sama-sama kuat, maka kesetimbangan akan terus, tapi jika ada kesenjangan
dalam kekuatan, segitiga akan meregang. Ini adalah bagaimana Sternberg dilihat
cinta. Dia dikategorikan tujuh kemungkinan berbeda berdasarkan di mana titik
atau poin didominasi (pada kenyataannya, ada kemungkinan kedelapan: jika tidak
ada dari tiga elemen hadir sama sekali, maka tidak ada cinta, bayangkan
segitiga runtuh ke dalam dirinya sendiri).
Sebuah hubungan dengan ketiga elemen dalam kekuatan yang sama adalah apa yang disebut Sternberg Biasanya ini adalah yang ideal setelah orang berusaha “cinta yang sempurna.”. Enam bentuk lain dari cinta fitur satu atau dua titik pada segitiga mendominasi. Ini dapat dibagi menjadi permutasi sederhana atau kompleks: dalam kategori sederhana, salah satu elemen memerintah tertinggi selama dua lainnya, sementara di kompleks, dua elemen kerumunan keluar yang ketiga lemah.
Sebuah hubungan dengan ketiga elemen dalam kekuatan yang sama adalah apa yang disebut Sternberg Biasanya ini adalah yang ideal setelah orang berusaha “cinta yang sempurna.”. Enam bentuk lain dari cinta fitur satu atau dua titik pada segitiga mendominasi. Ini dapat dibagi menjadi permutasi sederhana atau kompleks: dalam kategori sederhana, salah satu elemen memerintah tertinggi selama dua lainnya, sementara di kompleks, dua elemen kerumunan keluar yang ketiga lemah.
Ketika ada keintiman tanpa gairah atau komitmen, hasilnya adalah persahabatan,
sekadar “menyukai” daripada Ketika gairah saja mendominasi, kegilaan, keinginan
fisik hampir mindless, hasil “mencintai.”. Ketika komitmen hanya hadir tanpa
keinginan fisik atau emosional yang mendasari, dalam pernikahan tanpa cinta
misalnya, tampaknya ada apa Sternberg menyebut “cinta kosong.” Ketika kekuatan
dominan adalah keintiman dan gairah, hasilnya adalah cinta romantis, yang
merasa secara fisik dan emosional yang kuat tetapi juga sekilas. Ketika
keintiman dan komitmen membayangi gairah, cinta itu dikenal sebagai
“companionate” (bayangkan sebuah pasangan suami istri tua yang bahagia
bersama-sama tetapi tidak lagi merasakan keinginan seksual satu sama lain).
Akhirnya, ketika ada gairah dan komitmen, tetapi keintiman tidak, cinta itu
“bodoh”; mempertimbangkan dua orang yang bertemu di Las Vegas, memiliki malam
penuh gairah liar, dan kemudian menikah di sebuah kapel drive-thru tanpa pernah
mengenal satu sama lain!
Meskipun cinta sempurna berfungsi sebagai ideal, yang
tidak mengatakan tidak ada nilai dalam bentuk lain dari cinta. Persahabatan,
misalnya, adalah berharga dalam dirinya sendiri, dan tentu saja, sayang
companionate lebih diterima di antara dua saudara kandung daripada jenis yang
sempurna. Hal ini juga harus diingat bahwa segitiga tidak statis, tetapi dinamis;
mungkin berubah seiring waktu dengan keadaan baru. Bahkan sekali cinta yang
sempurna dicapai, tidak dapat diambil begitu saja, tetapi terus-menerus
diperkuat oleh tindakan-tindakan positif dan dedikasi. Menggambar pada lebih
dari 30 tahun sejarah pemberian gelar dalam psikologi profesional, universitas
terjangkau telah mengembangkan kurikulum yang berfokus pada keterampilan
interpersonal dan pengalaman praktis di samping belajar akademik. Karena
mendapat gelar adalah satu hal. Berhasil, cukup lain.
KASIH SAYANG
Kasih sayang disini bukan sekedar
hubungan asmara antara seorang laki-laki dan perempuan. Namun lebih bersifat
universal seperti terhadap sahabat, teman,keluarga, saudara, dan lainnya. Dan
yang perlu ditekankan adalah bahwa kasih sayangyang tulus itu selalu punya
sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripadamenerima. Kepentingan diri
sendiri sering dinomor duakan demi kebahagiaan orangyang dikasihi dan
disayanginya.
Kasih sayang merupakan anugerah dari
Tuhan untuk kita yang bertujuanuntuk menentramkan dunia dengan kedamaian yang
Ia berikan. Untuk itulah setiaporang harus mengerti makna kasih sayang agar
bisa saling menghargai kepribadiandari orang lain meskipun banyak sekali
perbedaan yang kita miliki. Karena darisinilah akan tercipta keharmonisan yang
aman dalam bentuk kasih sayang.
KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya
perasaan simpati yang akrab.kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara
pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Filusuf Rusia dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh
cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar keluar dari cinta diri, Ia
mulai hidup untuk orang lain” Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh
William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah
”Roro Mendut dan Prono Citro” Yose Ortage Y. Gasset dalam novelnya “On
Love” mengatakan, dikedalam sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya bersatu
tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang
mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya. Selanjutnya Yose
mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah kehilangan pribadinya dalam aliran
enersi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta
yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita, dan
menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam
evolusi kita. Dari uraian diatas terlihat betapa agung dan sucinya cinta
itu. Bila seseoarng mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang
berarti menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut menimbulkan
pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan
cinta. gereja, di candi bahkan ditempat-tempat yang dianggap keramat
merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin
berkomunikasi dengan Tuhanya, hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala
dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukan
jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya,dllnya.
Bila setiap hari sekian kali manusia manusia memuja kebesaranya dan selalu dan
selalu mohon apa yang kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan
umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta
yang tak dapat ditawar-tawar lagi, alangkah besar dosa kita, apabila kita tidak
mencintai-Nya, meskipun hanya sekejap.
PEMUJAAN
Pemujaan dimulai sejak manusia dilahirkan dengan akal
yang dimilikinya. Manusia telah berfikir kritis tentang alam dan kejadiannya.
Hal ini dapat diwujudkan dengan mengagumi dan bersyukur kepada Sang Pencipta.
Dalam mencari bentuk-bentuk pemujaan dapat berupa ibadah sebagai media
komunikasi antara manusia dengan Tuhan, membangun tempat ibadah yang
sebaik-baiknya, mencipta lagu, puisi, novel, film, dan sebagainya yang bertema
mencintai Sang Pencipta.
BELAS KASIHAN
Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas
emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai
bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar
dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan
kepribadian .
Dalam surat Al –Qolam ayat 4,”
maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan
adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan
oleh Allah SWT.”
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah
orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang
itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
CINTA KASIH EROTIS
cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan akan
penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta
kasih tersebut bersifat bersifatekslusif, bukan universal, dan juga barang kali
merupakan bentuk cinta kasihyang paling tidak dapat dipercaya.
Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih
erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih
erotis itu tidak lain dari pada perbuatan , kemauan kedua-duanya, atau lebih
tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang lain satu, juga tidak pada
yang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwahubungan pernikahan mudah saja
diputuskan apabila orang tidak sukses didalamnya, merupakan gagasan yangsama
sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam itu, didalam keadaan
bagaimanapun , tidak boleh diputuskan.
REFERENSI :
- https://rendyaprian21.wordpress.com/2015/04/14/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
- https://nie07independent.wordpress.com/hakikat-manusia/
- https://thegorbalsla.com/pengertian-kebudayaan/
- https://irwanzulkifli.wordpress.com/2013/11/19/orientasi-nilai-budaya/
- https://rangkumanmateriips.blogspot.com/2014/09/pengertian-perubahan-kebudayaan.html
Tidak ada komentar